TANAMAN HIDROPONIK
Hidroponik
(latin; hydro = air; ponos = kerja) adalah suatu metode bercocok tanam
tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan
mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti
sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan
lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Tanaman hidroponik bisa
dilakukan secara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun
secara besar-besaran dengan tujuan komersial.
Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain:
-
Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang
dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan
mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
- Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
- Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya
-
Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukan
setiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu
tertampung di dalam wadah yang dipakai
- Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama
-
Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidak
membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara
bertingkat
- Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga
- Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
- Tidak perlu banyak tenaga kerja
- Lingkungan kerja lebih bersih
-
Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh
bakteri, kulat dan cacing nematod yang banyak terdapat dalam tanah
- Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu
- Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim
Beberapa
tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran
seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang,
bahkan strowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan utama
kaum vegan/vegetarian yang sangat memperhatikan proses suatu tanaman
apakah terdapat pembunuhan makhluk hidup, tercampur unsur kimiawi,
konservasi lingkungan dan usaha penghijauan.
Teknik Hidroponik
Terdapat
dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama
menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang
menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan
akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam
teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik
larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis
media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral,
pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti
media tanah.
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan
tempat talangan hidroponik terbuat dari plastik, tapi bahan lain juga
bisa dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid
lainnya. Tempat penampungan harus dijauhkan dari cahaya guna mencegah
pertumbuhan lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi.
Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai.
Teknik Larutan Statis
Teknik
ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa
Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupa
ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya
dialirkan secara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak
dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar
tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup
memperoleh oksigen. Terdapat lubang untuk setiap tanaman. Tempat bak
bisa disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang
bisa ditutup dengan aluminium foil, kertas pembungkus makanan, plastik
hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahaya sehingga dapat
menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkan gelembung
oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisa
diganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan
turun di bawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau
larutan bernurtrisi yang baru.
Teknik Larutan Alir
Ini
adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkan
terus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman.
Teknik ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan
bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan
tanaman. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik
Larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (
nutrient film technique)
atau dikenal sebagai NFT, teknik ini menggunakan parit buatan yang
terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di
parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral
bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang
dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang
sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan
lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk
tanaman.
>>>KLIK DISINI<<<
Teknik Agregat Media
Teknik
ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batu
bata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum
dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi
dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air
larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar.
Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan
-
Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai.
Unsur pH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung
konsentrasi N, P, K, Ca, Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur
Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara
dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai
garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pilihan biasanya
atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
- Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata, pasir, kerikil, arang sekam, spons, batu apung, dll.
-
Air, harus diperhatikan kualitas air yang dipergunakan, tingkat
salinitas tidak melebihi 2500 ppm dan nilai EC tidak lebih dari 6,0
mmhos/cm. Air tidak boleh mengandung terlalu banyak unsur logal berat.
-
Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen
akan menyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan
kekurangan air. Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan
tidak mengandung oksigen. Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat
melalui gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai
akuarium, penggantian larutan nutrisi secara rutin, membersihkan atau
mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang
ventilasi pada tempat penanaman.
Prospek Usaha Tanaman Hidroponik
Berbicara
tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari jasa Bp. Bob
Sadino yang dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan
sistim bercocok tanam sayur hidroponik di Indonesia. Sayuran hidroponik
mulai diperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket KemChick pada sekitar
tahun 90-an. Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa
supermarket terkenal. Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5
kali lebih mahal daripada harga sayur biasa di pasar tradisional. Namun,
karena sayuran hidroponik terbebas dari pemakaian pestisida, proses
tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebih segar, dan packaging
yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijual di beberapa
supermarket selalu cepat terjual habis.
Dengan semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam
mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan
buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi
permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka.
Karena terbatasnya
persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini
sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk
digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang
ekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi,
seperti Singapura dan Malaysia.
Dari beberapa referensi yang
diperoleh, biaya investasi untuk penanaman hidroponik secara komersial
dengan skala kecil untuk luas tanah sekitar 100 m2 sekitar Rp 150 juta
untuk pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipa saluran air, media ,
cairan larutan, dan bibit tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp
500 juta hingga Rp 750 juta per tahun.
1.
Proses persemaian. (1). Benih dalam kemasanan , (2). Benih dikecambahkan
di dalam tray semai selama 2-3 hari, (3) Bibit yang telahberkecambah
ditransplanting ke panel semai (panel 77), (4) Bibit yang siap di
floating (umur 3-4 minggu setelah semai).
2.
Persiapan greenhouse dan kolam tanam. (1). Instalasi kerangka grrenhouse
, (2). Pemasangan UV Plastik, (3) Benguncian UV Plasti pada kerangka
Greenhouse, (4) Greenhouse dan bak tanam yang siap dipakai.
3. Persiapan Larutan Hara. (1). Pencampuran larutan stock ke dalam
kolam tanam, (2). Pengukuran konsentrasi awal (60 ppm TDS), (3)
Pengukuran konsentrasi larutan setelah ditambah hara (660 ppm TDS), (4)
Pengukuran konsentrasi pH.
4. Proses penanaman (1).
Meletakkan/menyusun panel tanam di dalam kolam (floating), (2). Tanaman
Selada umus 1 MST, (3) Tanaman Kangkung umur 1 MST,(4) Pengecekan
perakaran selada umur 1 MST.
Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
Kultur Air
Teknik
ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa
Aztec. Dalam metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di
bagian dasar terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro,
sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung
nutrisi tersebut.
Kultur Agregat
Media tanam berupa
kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus
disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan
cara mengairi media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam
tangki atau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik.
Nutrient Film Technique
Pada
cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat
dari lempengan logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut
dialiri air yang mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan
terbentuk film (lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut.
Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik
Unsur Hara
Pemberian
larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena
media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan
larutan atau air yang berlebihan.
Hara tersedia bagi tanaman pada
pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini
unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro
dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif
tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur
hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi
unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones,
1991).
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam
pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk
larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk
tersebut.
Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang
digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban
terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan
air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi
tanaman.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam
dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang
sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh
akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan
kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang
lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media.
Arang
sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan
dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai
media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi
arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak
31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam
jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah
sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori,
kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat
mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta
dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
Oksigen
Keberadaan
Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen
menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel
makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal
ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang
tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi
perkembangan rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada
larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang,
mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan
memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
Air
Kualitas
air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai
tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC
tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat
dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.
Keuntungan dan Kendala Hidroponik
Beberapa
kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman persatuan
luas lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih
hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yng diperlukan lebih
sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, hara dan pH lebih
teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta dapat
menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di
lingkungan tanah yang miskin hara dan berbatu atau di garasi (dalam
ruangan lain) dengan tambahan lampu. Sedangkan kelemahannya adalah
ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,
memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia
serta investasi awal yang mahal.
teknik budidaya
A. Media
Media
hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5.
Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media
yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap
pertumbuhan tanaman :
Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk
persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau
rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan
harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat
nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang
sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.
Media untuk tanaman dewasa
Media
untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak
kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah
arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih
terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu
seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media
arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur,
penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat
dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.
B. Benih
Pemilihan
benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari
keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu
tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan
komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga
dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di
atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika,
selada, kailan, melon dan lain-lain.
C. Peralatan Budidaya Hidroponik
Peralatan yang diperlukan adalah :
Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu.
Wadah
tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan
lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.
Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
Ayakan pasir untuk mengayak media semai
Handsprayer untuk penyiraman
Centong pengaduk media
Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
Ember penyiram
D. Pelaksanaan
Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.
Persemaian tanaman
Persemaian benih besar
Untuk
benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya
dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung
ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan
air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah
permukaan media.
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah
yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm
(28-30 hari setelah semai).
Persemaian benih kecil
Untuk
benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara
persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai
dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang
dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan diaduk merata.
Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan
media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai
tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan
kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di
tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip
pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat.
Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
Perlakuan semai
Bibit
kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan
air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan
serangan penyakit busuk.
Pembibitan
Setalah bibit
berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu
dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh
dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai
(umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar
tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada
pot/polybag pembibitan.
Transplanting/pindah tanam
Sebelum
dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu
dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan
di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media
tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang
tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan
membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan
permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk
dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag
secara horisontal.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan
secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan
tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman
adalah sebagai berikut:
Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :
Pada masa persemaian
Cara
penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5
kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar
digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
Penyiraman otomatis
Penyiraman
dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation
System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga
berasal dari pompa.
Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
Pemangkasan
Pemangkasan
dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau
cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento
hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
Pengikatan
Tanaman
yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar
dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur.
Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali
(benang rami).
Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan
bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil
penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan
hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.
Panen dan Pasca panen
Pemanenan
Dalam
pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar
diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau
atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah
kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria
panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan
tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku,
malah termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan
pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.
Penanganan pasca panen
Pemasaran
produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan
pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik
atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan
produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting
karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja,
melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen,
kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas
produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen
yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada
produk yang dijual.
Sekarang Jadilah Petani yang sukses Selanjutnya ... Dengan Miliki Pupuk Yang Tepat
Apakah ingin tanaman hias anda sehat dan segar ?
Apakah ingin tanaman kebun anda semakin wow hasil panennya ?
Apakah ternak anda ingin besar, sehat dan banyak anakan ?
Apakah tambak ikan anda ingin dapatkan memuaskan hasilnya ?
Apakah Anda ingin pokok sawit anda sehat, berbuah besar dan panen dimusim apapun ?
Apakah Anda Ingin menaikkan pendapatan Hasil Panen Sawit Lahan Anda/anggota koperasi/ plasma anda ?
Lebih Hemat pupuk makro/kimia
Pasti Jawaban anda ingin .. Ya ...
kini saat nya ikuti teknologi terbaru dipakai ribuan petani Indonesia
Bayangkan Anda Menjadi Petani Yang Sukses Makmur di negaranya